Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh,
Alhamdulillah, satu persatu blog ini telah bertambah juga contennya. Pada kategori Mukhadasah ini saya ingin mengajak Antum untuk berdiskusi secara tidak langsung tentang islam dan kaitannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan ini saya berharap semoga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita terutama tentang islam.
Sebagai bahan Mukhadasah kita yang pertama saya ingin menanyakan tentang sombong dan optimis. Waktu saya duduk di MI dulu, pada pelajaran Aqidah Akhlaq salah satunya membahas tentang akhlaq terpuji dan akhlaq tercela. Diantara akhlaq terpuji adalah optimis dan diantara akhlaq tercela adalah sombong. Tapi Akh, Ukh saya masih bingung bagaimana saya menempatkan kedua sifat ini ? Kapan saya harus optimis ? dan jikalau bagaimana sehingga saya jangan sampai sombong ? Na’udzubillah min dzalik. Pernah suatu ketika saya ikut test untuk dikirim lomba. Saya tau saya tidak terlalu mampu untuk ikut lomba itu. Dan saya lolos untuk ikut lomba itu. Tapi tidak ada paksaan untuk ikut lomba atau tidak. Sebagian teman saya mendesak saya untuk ikut dan memotivasi saya untuk optimis, sebagian lagi mengingatkan saya “Apakah kamu mampu ?”. Sedangkan kalau saya ikut pasti teman saya yang kontra tadi menganggap saya sombong. Sedangkan saya mencoba optimis untuk ikut, tapi dari kemampuan saya memang tak ada yang bisa saya optimiskan.
Begitu Akh, Ukh. Apa ada persamaan antara sombong dan optimis ? apa pula perbedaannya ? dan bagaimana harus menerapkan keduanya dalam kehidupan sehari-hari ?
Akhi dan Ukhti yang bisa bantu saya, tolong dikomentari ya. Syukron Katsiro.
Wassalamu’alaikum Warohmatulloh Wabarokatuh.