How Do I live Without You? (1)

Sembilan bulan kau membawaku,

Kau selalu sertakan aku kemana kau melangkah,

seakan tak rela kau tinggal aku sendiri

dalam setiap kesibukan dalam menjalankan kewajibanmu.

Tak hanya itu ………………….

Kau pertaruhkan nyawamu demi keberadaanku

yang sangat kau dinantikan disisimu.

Tak cukup  itu pula ……………….

Kau berikan segalanya demi kecukupanku,

kebahagiaanku, demi keberhasilanku dalam mencapai cita-cita.

How do I live without you ?

Kini ……disetiap langkahku, ku mengharap ridhomu.

Kegundahan Masjid


Ramadhan akan datang
Akupun sangat senang
Tanpa repot mengundang
Akan banyak manusia dating

Ramadhan baru tiba
Seribu pasang sendal berjajar didepan sana
Berduyun-duyun manusia terpana
Menatap penceramah yang menggelora

Di sepuluh malam pertama
Shaf begitu rapi tertata
Dari depan hingga ke belakangnya
Tenda-pun dipasang untuk sisanya

Di sepuluh malam kedua
Masih puluhan shaf yang ada
Tapi kini lebih banyak yang tua
Berkeriput dan seperti menunggu akhir usia

Di sepuluh malam ketiga
Hanya lima shaf yang tersisa
Tenda yang terpasang kini tiada guna
Tinggal jadi tempat berteduhnya sepeda

Ramadhan telah pergi
Aku heran dengan hal ini
Tiada manusia yang menyadari
Apakah ini Ramadhan yang tak terpatri

Kini Aku kesepian kembali
Sama nasibnya seperti sebelas bulan sebelum Ramadhan
Yang mendatangiku hanya dia-dia lagi
Sajadah yang terpasang banyak tak tergunakan

Sebenarnya Aku kebingungan
Bagaimana mestinya manusia diingatkan
Agar mereka mendatangiku setiap waktu
Pengajian diadakan hanya bikin jemu

Maka, cuma satu yang kuinginkan
Agar ruanganku kembali penuh kegiatan
Dan ribuan sandal kembali berjajaran
Yakni dengan mengharap kembali datangnya Ramadhan

Semoga ini harapan yang diteriakkan banyak masjid

Keagungan Ilahi

Ratu malam sang rembulan
Raja siang sang matahari
Keduanya selalu bertentangan,Tarik menarik
Dorong mendorong
Saling menguasai,
Seolah selalu bertanding tiada henti

Tiada yang kalah
Tak ada yang menag,
Karena dengan kedua sifat yang bertentangan ini
Seluruh alam semesta bergerak!

Dunia berputar,
Saling mengisi,
Yang satu melengkapi yang lain
Tanpa yang satu
Takkan ada yang lain,

Siang dan malam
Terang dan gelap
Baik dan jahat
Tanpa yang satu,
Apakah yang lain itu akan ada?
Tanpa adanya gelap,
Dapatkah kita mengenal terang?

Inilah sebuah kenyataan
Yang telah dikenhendaki Allah
Tanpa kehendak-Nya, takkan terjadi apa-apa

 

By : Al Muktashim

Al-Qur’an Nalangsa

Waktu engkau masih kanak-kanak,

kau laksana kawan sejatiku.

Dengan wudu’ aku kau sentuh dalam keadaan suci.

Aku kau pegang,

kau junjung …………

kau dekap aku dengan erat,

seakan tak rela bila aku terjatuh.

Aku engkau kaji,

kau baca dengan suara lirih…

kadangkala dengan suara keras

dengan nada yang sungguh elok bila didengar.

Setelah usai engkaupun selalu menciumku mesra

 Sekarang engkau telah dewasa…

Tapi aku sungguh nelangsa

karena……………

Nampaknya kau sudah tak berminat lagi padaku.

By. Nisa08, sahabat CyberMQ

Adalah Segalanya

Sayang.. makin banyak Orang
mencintai tuhan-tuhan tandingan

Setia menonton TV kesayangan,
walau Azan maghrib berkumandang

Setia memeluk selimut tersayang,
walau adzan shubuh sudah datang

Lupakah kita… ?
Nikmat paru-paru yg diberikan cuma Cuma
Nikmat mata memandang alam semesta
Nikmat telinga mendengar indahnya suara

Ya………semuanya cuma Cuma
Sudah seharusnya kita berterima kasih kepada-Nya

Dengan
Menomorduakan harta
Menomortigakan wanita
Menomorempatkan tahta

Ya Allah Engkaulah segalanya

Marilah jadikan Allah jadi nomor satu.
Dalam hati, pikiran dan hidup kita. 
Selain Allah bukan segalanya.

By. Ayahara, sahabat CyberMQ

Sohib

Kala ku menangis,

Kau buatku tersenyum.

Kala ku bersedih,

Kau bawakanku keceriaan.

Kala ku takut,

Kau buatku tenang.

Sohib…………………

Kau menghalau kegelapanku.

Aku bersyukur kepada-Nya,

yang menjadikan pertemuan kita menjadi bermakna.

Dan aku ingin kau tau………

Aku bersyukur, aku beruntung

mempunyai sohob sepertimu.